Judul: Pengusaha Rock ‘N Roll. Siasat Nekat Menjadi Pengusaha Hebat
Penulis: Caesilia Intan Pratiwi
Halaman: xx + 232
Penerbit: Tangga Pustaka
Tak ada gaya keponggahan dalam buku yang dituliskan oleh pemilik
majalah Gitar Plus ini. Lembar demi lembar bukunya ia sampaikan dengan
gaya bertutur layaknya seorang teman tengah bercerita tentang
kehidupannya. Dalam bukunya ini, Intan menuliskan bahwa dirinya kerap
disebut sebagai orang gila dan nekat. Namun dua sebutan itu yang
membuatnya mampu membangun bisnisnya bahkan membesar seperti sekarang.
Sebagai pemula dalam berbisnis, yang ada di kepala Intan hanyalah
menjadikan usahanya ini dapat berjalan. Mengawali pembuatan di rumah
kontrakan bersama suaminya yang seorang desainer grafis membangun
majalah khusus gitar bersama beberapa rekan-rekannya. Modal? Tentunya
ada tapi tidaklah seberapa, cenderung bisa dikatakan sebagai modal
pas-pasan –jika tidak bisa dikatakan sebagai modal nekat.
Dalam buku ini dijabarkan bagaimana Intan mendapatkan modal untuk
mengembangkan bisnis majalahnya ini, termasuk membuat event-event
gitaris di berbagai kota di Indonesia. Modal yang didapat Intan adalah
dengan mengumpulkannya sembari menjalankan usahanya ini. Nekat? Memang!
Ia membalikan pemikiran-pemikiran yang ada, malahan cenderung mendobrak
pakem bisnis yang ada. Intan bisa jadi masuk dalam kategori ‘orang gila’
dalam membangun bisnis majalahnya itu. Majalahnya itu dikhususkan bagi
gitar, gitaris dan yang berhubungan dengan itu. Celakanya Intan sama
sekali tidak tahu memainkan gitar, bahkan gitar saja ia tidak punya.
Demikian pula ketika membuat event gitar, ia sama sekali tak memiliki
pengalaman sebagai event organizer. Wajar bila kemudian ia disebut
sebagai ‘orang gila’.
Dari kegilaan dan kenekatannya itu, ternyata ia berhasil membuat
bisnisnya berjalan dengan baik. Bahkan ia sudah berhasil membuat toko
musik, sekolah musik dan empat majalah lainnya. Intan tak pelit membagi
ilmu ‘kegilaan’ dan ‘kenekatan’nya di dalam bukunya itu. Jika kita tidak
malas terdapat berbagai hal yang bisa di-break down untuk dicatat dan
dijadikan langkah-langkah membangun bisnis sendiri, tentunya dengan
modifikasi disana-sini. Harus disadari bahwa praktik yang Intan lakukan
adalah teori bagi kita. Baginya semua harus dicoba daripada hanya
dipikirkan. Baca halaman 83 ‘Saya memang suka mencoba, nggak peduli
seperti apa pun hasilnya dari coba-coba saya. Kalau berhasil saya
senang. Kalau gagal? Ya dicoba lagi aja’. Kalimat itu memberikan
motivasi kuat bagi pembacanya dan seolah ia tengah menularkan virus
‘kegilaan’ dan ‘kenekatan’ pada semua pembacanya.
Dengan ‘kegilaan’ dan ‘kenekatan’nya itu, apakah Intan tak
mendapatkan suara sumbang? Ya tentu saja ia mendapatkan suara-suara
sumbang bahkan cenderung melecehkan. Sisi melodrama seperti ini pasti
dialami oleh semua pebisnis, Intan dalam bukunya menuliskan tidak usah
sakit hati menerimanya. Ia menyadari bahwa bisnis yang ia bangun masih
jauh dari sempurna. Semua masukan ia tampung, yang baik diambil untuk
menjadikan bisnisnya lebih baik lagi. ‘Kalau kita punya impian, jangan
pernah ragu untuk membuatnya menjadi nyata’ (halaman 98).
by : http://www.bisnisindeks.com
No comments:
Post a Comment