Welcome to my blog

Jangan Pernah DiKalahkan Oleh Masa Lalu

Tuesday, February 28, 2017

PUZZLE

Matahari di minggu pagi yang sunyi

Kusiapkan secangkir teh hijau dan semangkung ramen goreng untuk menyambut hari minggu pagi ku yang sunyi.

Entah mengapa hari ini semangat ku sepertinya ikut pergi meninggalkan ku bersama mimpi-mimpi semalam yang menghiasi petualangan dalam tidur ku.

"Cause there'll be no sunlight
If I lose you, baby
There'll be no clear skies
If I lose you, baby
Just like the clouds
My eyes will do the same, if you walk away
Everyday it'll rain, rain, ra-a-a-ain"

Terdengar suara bruno mars dengan suara khasnya keluar dari speaker handphone ku.

Kembali teringat hari dimana semua pecah berkeping-keping bagaikan pecahan puzzle, ya puzzle yang bahkan tidak akan pernah bisa aku lengkapi.

Bila memang tidak bisa dilengkapi, mengapa harus diciptakan dan dimulai puzzle itu?

Bahkan aku tak pernah tau sampai kapan aku bisa bersabar untuk menyelesaikannya.

Hari ini? Besok? atau kapan? entahlah, intinya aku mencoba sesuatu yang bahkan aku sendiri tidak pernah tau apa sebenarnya yang sedang aku coba.

5 tahun yang lalu aku memulainya, mencoba menata satu persatu pecahan puzzle yang bahkan tempatnya saja aku tidak pernah tau.
Kenapa aku memulainya jika aku sendiri tidak tau setiap pecahan puzzle itu berada dimana?
Waktu itu aku hanya merasa inilah yang harus aku coba dan harus aku lakukan, karena aku yakin ini akan berakhir indah ketika semua puzzle bisa aku kumpulkan menjadi satu bagian.


Tapi ternyata itu semua hanyalah impian ku saja,
Puzzle itu tidak benar-benar ada akhirnya.
Bahkan tidak pernah bisa dilengkapi.

Entahlah apa hanya seperti ini saja akhir dari puzzle ini, meninggalkan banyak lubang yang belum bisa dilengkapi.
Bahkan sebelum terlengkapi sudah selalu ada yang berlubang kembali, entah bagaimana caranya setiap tertutup dan sudah hampir selesai selalu ada tempat yang berlubang kembali dan puzzle itu menghilang entah kemana.
Entah aku salah meletakkan puzzle atau memang itu hanya halusinasiku saja bahwa aku sudah memasangnya, entahlah.

Maaf aku harus menyerah saat ini.

Aku sudah terlalu lelah mencari setiap kepingan puzzle-puzzle itu.

Rusak..Biarkan semuanya rusak sekalian, karena sudah tidak ada yang perlu disusun lagi untuk mendapatkan hasil yang seperti kita inginkan.

Bahkan selama ini ternyata kamu sendiri tidak pernah memabantu ku untuk meyusun puzlle-puzzle ini.
Kamu terlalu nyaman dengan keadaan mu yang selalu menunggu semua selesai.
Bahkan ketika kau tidak menyukai puzzle tersebut dengan mudahnya kamu membuang puzzle yang tidak kamu sukai tersebut.

Karena untuk kesekian kalinya kau buat aku sadar bahwa cinta bukanlah kunci utama untuk menyusun puzzle-puzzle tersebut.

Kau bahkan menyadarkan ku bahwa cinta adalah kasta terendah dalam susunan tata kehidupan ini.

Aku selalu bermimpi tentang bagaimana kita sama-sama menyelesaikan puzzle ini dan kita sama-sama bahagia melihat hari esok yang ada dibalik puzzle ini.
Tapi itu hanyalah sebatas mimpi ku.
Entah sampai kapan mimpi itu akan terus menghantui ku di dalam diriku.
Sudah sekian banyak musim berganti tapi hal tersebut selalu menghantui ku.

Ada yang pernah berkata kepada ku "CINTA ITU AKAN DIUJI OLEH DUNIA, MATERI DAN KENANGAN MASA LALU"
Ya ternyata itu bukanlah hanya kiasan biasa tapi itulah kenyataan yang sedang aku hadapi saat ini dan sudah aku rasakan semua ujian tersebut, bahkan ketika sudah tidak ada lagi sisa cinta ini untuk apapun.

Terima kasih telah kau sadarkan aku bahwa aku bukanlah orang yang pantas untuk menemanimu menyusun puzzle-puzzle mu.
Dan terima kasih karena kamu aku jadi sadar siapa aku dan tidak pantasnya aku untuk menemukan hidup yang bahagia dengan cinta bukan hanya dengan dunia dan materi.

Teruntuk kamu orang yang selalu menyadarkan ku bahwa cinta bukanlah segalanya bahkan bukanlah inti dari kebahgiaan.
Terima kasih.

#Cinta ini tidak akan pernah berubah ketika nanti kau kembali kedunia yang penuh dengan mimpi-mimpi ini.

Thursday, February 23, 2017

Hati

17:00 Waktu Indonesia Tengah

Padatnya lalu lintas dengan hiruk pikuknya orang-orang yang berusaha bergegas secepat mungkin untuk tiba dirumah.

Setiap sepersekian meter mobil yang aku kendarai berenti, terhenti oleh padatnya kendaraan bermotor di jalanan. Kantuk, lelah, kesal, emosi melebur menjadi satu didalam logika yang bahkan tidak mau sedetik pun berhenti berpikir.

Entah apa yang membuatnya berpikir keras, apa iya karena macet dan keramaian ini? Apa karena memang logika ini tidak bisa terima keadaan yang begitu bising disekitarnya?
Aku rasa tidak.
Hai... ini bukan pertama kalinya kamu melewati masa-masa ini!!!
Tapi kenapa kamu seperti orang yang baru datang dari kampung dan tercengang melihat keramaian kota lalu kamu coba menghindar karena ini bukan suasana yang biasa kamu lalui tiap sore hari di desa mu.

Mencoba untuk menenangkannya dan mulai bertanya pelan-pelan "kamu kenapa? apa yang kamu pikirkan?" 
Perlahan dia pun mulai tenang seperti orang yang sedang gugup dan mencoba menarik napas dalam-dalam lalu melepaskannya, dan menjawab "apa yang kamu lupakan?"
Sedikit bingung dan mulai mencoba melihat sekeliling didalam mobil apa ada yang tertinggal di kantor, jangan sampai harus kembali kekantor lagi setelah 45 menit menunggu di tengah kemacetan ini. "Tidak aku rasa tidak melupakan apapun, menurut mu apa yang terlupakan?"
"HATI" teriaknya nyaring bahkan sampai membuatku terhentak sejenak.

👀

Ya benar saja, aku sudah melupakan hati ku, bahkan hampir saja aku tidak ingat jika aku memiliki hati.

Kemana hati itu?
Sedang apa dia saat ini?
Apa dia masih ingat seberapa banyak bait puisi yang dulu ingin kami tuliskan bersama?

Entahlah...

Setelah kejadian itu dan akhirnya kami berpisah, aku sudah tidak pernah lagi mendengar suaranya yang biasa selalu berbisik dan mencoba menenangkan logika yang selalu mencoba berontak tanpa pernah berpikir terlebih dahulu. Dia yang selalu memberikan lantunan lagu dan puisi ketika jiwa dan raga ini merasakan ketidak nyamanan.

Dia yang selalu menenangkan ku ketika semua orang mulai meremehkan ku.
Dia yang selalu berusaha membuatkan menerima dan memaafkan semua yang telah dilakukan orang terhadap diriku.

Bahkan dia yang selalu membuatku untuk berdamai dengan keadaan dan CINTA.

CINTA...
Mungkin dia lah yang akhirnya menghancurkan hubungan ku dengan hati ku..
Beribu cerita palsu nan indah selalu dia berikan dan selalu saja aku menolaknya, tapi hati selalu mencoba meyakinkan ku bahwa itu bukanlah sekedar cerita biasa tapi cerita yang bakalan indah pada suatu hari nanti.
Kenyataannya tidak, itu hanyalah dongeng sebelum aku mulai bertemu dengan mimpi dan selalu seperti itu.

Sampai pada akhirnya aku sudah benar-benar muak dan lelah dengan semua cerita tentang cinta, dan saat itulah aku berdebat besar dengan hati karena hati selalu membela cinta dan selalu ingin mendamaikan ku dengannya.
Sampai di ujung malam aku putuskan untuk tidak bersatu lagi dengan hati.
Hati pun menerima keputusan itu tanpa melakukan pembelaan lagi.

Ya sejak saat itulah aku tidak mendengarkan suaranya lagi.
Entah sampai kapan kami akan terus tidak saling mengenal seperti ini.

Entahlah...

Ternyata logika yang selalu berselisih dengan hati pun meridukan kehadirannya.
Bagaimana dengan diri ku?

Sesaat ku pejamkan mata ku dan terlintas lah saat terakhir kalinya aku melihat hati, dia sudah sangat berbeda dari sebelum kami mengenal CINTA.
Bahkan ku perhatikan ternyata terlalu banyak bekas luka yang di tambal olehnya dan dia tetap ingin menyatukan ku dengan cinta. Sepertinya dia sudah gila sampai-sampai tidak merasakan luka yang luar biasa banyaknya itu.
Bahkan tidak ku lihat keanggunan darinya lagi karena telah ditutupi tambalan luka yang mungkin aku sendiri tidak dapat menghitungnya.

Seperti itu kah perjuangan mu untuk menyatukan ku dengan cinta?

Terima kasih, tapi maaf aku belum bisa untuk berdamai lagi dengan cinta bahkan dirimu.