Pagi ini aku terbangun dengan lamunan panjang yang menuntun ku menuju kebenaran siapa diriku sebenarnya.
Terlintas sesaat goresan kata-katamu di media sosial mu beberapa saat lalu.
Kata-kata yang sedikit memberikan penjelasan siapa aku untukmu selama ini.
Ahhhhh...
Kuseduh kopi pagi ini berharap aku bisa menenangkan sedikit pikiran ku ini.
Bahkan kopi disecangkir gelas ini pun seperti berbisik kepadaku mengatakan bahwa aku hanyalah orang yang tidak akan pernah ada artinya untuk mu, seakan kopi ini tau apa isi kepala ku saat ini.
Ku lihat kalender yang ada dihadapanku, 14 April. Seketika aku teringat apa yang terjadi pada tanggal ini 2 tahun lalu.
Ya 2 tahun
lalu dia juga memperjelas bahwa aku hanyalah mainan tiada guna untuknya.
Dan ternyata setelah 2 tahun masih seperti itu. Bahkan yang saat ini lebih kejam dari 2 tahun lalu.
Kunyalakan radio dan terdengar suara Abdul Dan The Coffee Teory menyanyikan lagu Tiada Batas Menunggu.
"1,2 minggu akan kutunggu
2,3 bulan masih kutunggu.
4,5 tahun ku masih disini."
Lirik itu mengingatkan bahwa sudah berapa lama aku menunggu mu untuk bisa benar-benar membuka hatimu untuk ku dan menerima ku tanpa kau melihat siapa aku dan darimana aku.
Enthlah...
Sekilas teringat lirik lagu dari Abdul Dan The Coffee Teory dengan judul Bodoh Untuk Setia.
Apa aku ini seperti yang ada didalam lirik lagu tersebut?
Entahlah..
Yang aku tau saat ini aku ternyata bukanlah siapa-siapa untuk mu.
Bahkan dengan indah dan mudah kamu ingin menjual hati mu ke orang lain dengan status kamu masih bersama ku.
Ya aku tau apa yang aku berikan selama ini tidak pernah berarti untuk mu. Bahkan pengorbanan ku selama ini tidak berarti sama sekali untuk mu.
Bahkan pengorbanan ku tidak bisa membeli hati dan cinta mu.
Udahlah.
Aku tidak tau lagi.
Harus bagaimana aku berharap tuk memiliki mu dengan seutuhnya.
Harus bagaimana ku harus berbuat tuk menggapai hatimu.
Entahlah.
Aku cuma minta.
Biarkan aku terus mencintaimu.
Biarkan aku terus memendam rasa ini.
Sudah terlalu lama aku mencoba jadi yang terbaik untuk mu tapi selalu saja tidak pernah benar-benar kau terima itu.
Aku disini bukan berarti aku bertahan.
Aku hanya menunggu 2 hal.
1. Saat kau lambaikan tangan meninggalkan ku.
2. Melihat mu tertawa bahagia dengan apa yang kau miliki nantinya.
Terima kasih sudah mengajarkan arti pengorbanan.
Terima kasih telah menyadarkan ku bahwa aku tidak pantas untuk orang seperti mu.
Terima kasih untuk goresan-goresan luka selama ini.
Terima kasih sayang untuk semuanya.