19-september
Hari ini
sama seperti hari kamis sebelum-sebelumnya yang dimana seharian penuh harus aku
lewati di kampus.
Bosan??
Ya, jelas
aku sangat bosan, aku bukan seperti mereka yang bisa menghabiskan satu hari
penuh untuk berada di kampus ini. Makan,bermain,nongkrong,dan melakukan
hal-hal yang bagiku sangat-sangat tidak penting itu di kampus ini.
Pukul 15:40
pm
Jam tangan
ku menunjukan jam 3 lebih 40 menit.
Waktu itu
semakin dekat saja, tersirat senyum yang lebar dari wajah ku bagai lupa dengan lelah
dan bosan ini aku terus-terusan tersenyum sendiri sampai jam ditangan ku
menunjukan jam 4 sore dan aku bisa meninggalkan ruang kelas.
Bergegas secepat
mungkin aku menuju mobil ku dan secepat mungkin aku arahkan mobil ku menuju ke
bandara.
Ya hari ini
aku memiliki jadwal yang benar-benar padat hingga tengah malam nanti. Hari ini
akan ku rayakan satu tahun hari jadi ku bersama dia, orang yang selalu menjadi
penyemangat ku ketika ku rasakan lelah, menjadi aspirin ku ketika ku merasakan
sakit, dan menjadi bahagia ku ketika aku rasakan derita, dialah yang akan aku
tuju saat ini.
Semoga saja
aku tidak terlambat sampai bandara, aku tidak ingin dia menunggu disana. Sesegera
mungkin ku percepat laju mobilku dan tidak pedulikan sekekliling ku dan tepat
pukul 17:10 menit aku tiba di bandara, aku bergegas menuju pintu kedatangan
domestic dan melihat papan pengumuman penerbangan ternyata pesawat yang dia
gunakan di delay,sedikit terasa kecewa tapi aku bersyukur dia tidak menunggu ku
disini.
Kuputuskan untuk
menunggu di tempat favorit ku jika aku sedang sendiri, ya café kopi adalah tempat
favorit ku jika aku sedang sendiri. Segelas ultimate coffee dingin menjadi
minuman wajib ku dan sepotong roti isi daging sapi yang menemaniku sore itu. Kubuka
laptopku sambil aku meneruskan tulisan-tulisan ku yang belum terseleseikan
sambil aku mencari inspirasi baru di dalam keramaian orang-orang yang sibuk
dengan urusan mereka masing-masing.
Sesekali aku
tersenyum bahagia seketika melihat beberapa orang yang bahagia ketika bertemu
kerabat atau bahkan pasangan mereka, dan mereka pun melepaskan rindu dengan
berbagai cara. Dan terlintas lah dipikiran ku apakah nanti saat kau tiba kita
akan melepaskan rindu kita dengna cara kita sendiri seperti mereka. J
Hari semakin
gelap dan jam ditangan ku menunjukkan pukul 18:15, aku mulai gelisah mengapa
kau tidak muncul juga dari balik pintu kedatangan itu, segera aku tutup laptop
ku dan ku masukan kedalam tas ku lalu ku beranjak menuju kerumunan orang yang
berada didekat pintu kedatangan tersebut.
19:00
Ya akhirnya
aku melihat senyum itu setelah hampir 2 jam aku cemas menunggu itu semua. Aku bisa
melihatnya saat ini.
J
Perjalanan kami
lanjutkan menuju hotel tempatnya menginap, sesampainya disana kami bersiap-siap
untuk melanjutkan acara kami selanjutnya dinner di sebuah tempat yang sudah aku
siapkan jauh-jauh hari dan semua sudah aku siapkan dengan matang dari tempat
dinner, menu dinner, bahkan cincin ini yang diam-diam aku buat untuk merayakan malam ini dan tepat nanti pukul 12 malam aku akan memberikan cincin ini kepadanya.
Kami mengobrol
banyak malam itu mulai dari rencan untuk esok hari dan rencana-rencana
selanjutnya. Dan waktu pun menunjukan tepat pukul 12 malam waktunya aku
memberikan cincin itu kepada nya, dan moment itulah yang aku tunggu mengenakan
cincin ditangan orang yang benar-benar aku sayang.
Aku pun
mengatarnya kembali ke hotel dengan bahagia yang menemaniku. Bahkan sampai aku
ingin memejamkan mata. Aku meneteskan air mata, ya itu hanya air mata
bahagia. Secepat mungkin ku usahakan untuk memejamkan mata ini agar esok pagi
segera datang dan kita bisa melanjutkan
rencana kita lagi.
20-september
Hari ini
pun tiba….
Ya kita
punya rencana untuk menuju ke satu tempat yang kamu sangat ingin mendatanginya, Bromo. Disana akan aku jadikan kenangan yang tidak akan pernah dia lupakan.
Semua telah
siap dan kita segera menuju bromo. Menempuh perjalanan selama 3 jam untuk
menuju Bromo. Dan sesampainya disana kita tiba tepat pukul 3 sore dan kabut
sudah mulai menyelimuti kawasan Bromo tetapi itu tidak menghilangkan keindahan
dari Bromo.
Kami menunggu
datangnya matahari terbenam disalah satu kawasan di Bromo. Dingin yang
menyelimuti dan ramenya orang-orang yang juga menunggu datangnya matahari
terbenam menemani kami disana.
Malam pun
tiba dan kami melakukan dinner yang kedua dan tidak kalah romantis dari dinner
sebelumnya, dan malam kedua ini pun berjalan sesuai rencana hingga menunggu
esok hari,ya hari terakhirnya disini karena dia harus kembali ke kotanya untuk
melakukan kegiatan sehari-harinya lagi. Aku akan berusaha mencoba menjadikan
hari terakhir itu menjadi paling berharga walau aku tak mau ada hari terakhir
itu. Ya lagi-lagi aku meneteskan air mata sesaat sebelum aku terlelap dalam
dinginnya udara Bromo bersama suasana pedesaan yang sangat hening dan
menenangkan.
Sejak terbit
matahari hingga terbenam matahari kita lewati bersama dan kurasakan hari itu
terlalu cepat. Dan tidak terasa semua berlalu begitu saja sampai pada akhirnya
aku harus mengantarnya lagi kebandara dan harus melihat nya pergi. Apa aku
terlalu cengeng sehingga begitu saja harus meneteskan air mata, atau ini air
mata kesedihan…………………………… J
Ya kesedihan
karena di saat itu aku tersadar…………..
Bahwa selama
3 hari itu hanyalah mimpi terbodoh yang aku lalui sendiri dan hanya ditemani
oleh bayangan mu…..
Bahkan senyum
yang aku lihat di bandara, dinner indah, cincin yang aku miliki, canda tawa
kita, dan kebahagiaan selama 3 hari itu semua adalah mimpi dan khayalan bodoh
ku saja yang tidak akan menjadi kenyataan.
Aku menangis
setiap malam bahkan saat ini bukan karena bahagia sesungguhnya tapi menangisi
semua itu yang hanyalah mimpi bodoh.
Aku terlalu
berhayal bisa melakukan itu semua bersama mu, dinner indah, menunggu mu tiba di
bandara, mengenakan cincin yang telah lama aku siapkan, menemani malam-malam mu,
menemani mu ketempat yang sangat ingin kau datangi dan kita bercanda ria disana
bersama, menghabiskan malam bersama disana, dan akhirnya aku bisa melihat mu
pergi untuk melanjutkan kehidupan mu lagi.
Semua itu
mimpi yang akan hanya menjadi mimpi dan akan lagi-lagi terjatuh dari pohon
mimpi yang telah aku tanam sejak dulu lalu hancur begitu saja seperti
mimpi-mimpi yang lainnya.
Ya pohon
mimpi itu yang sudah lama aku tanam dan aku rawat sejak dari bibit hingga
menjadi pohon seperti saat ini, sudah terlalu sering berbuah kan mimpi-mimpi
dan harapan-harapan indah, tapi sebanyak itu jugalah
semuanya hanya jatuh lalu hancur begitu saja saat sudah siap dirasakan.
Aku ingin
sesekali merasakan keindahan mimpi dan harapan itu bersama mu
tapi....
entahlah
kapan itu terjadi atau mungkin tidak akan pernah terjadi, selamanya.
Ingin aku
tebang pohon mimpi ini, tapi aku masih memiliki satu mimpi yang entah masih
bisa jadi kenyataan atau tidak tapi aku benar-benar masih menyimpan itu di
pohon mimpi bersama cincin yang tak tau kapan aku akan mengenakannya dijari
manis mu…..
Terlalu sering
mimpi-mimpi itu disirami dengan air paling suci didunia ini.
Ya air mata.
Pohon
yang terlalu sering di beri air tidak baik untuk pertumbuhan buahnya begitu
pula pohon mimpi ini terlalu sering di beri air mata sehingga buah mimpinya pun
tidak ada yang baik, sampai semuanya gugur dan hancur begitu saja……….
Aku hanya
tinggal menunggu kapan pohon ini akan tumbang dan hancur dan tidak menyisakan
serta memunculkan mimpi-mimpi baru lagi, dan mengubur semua mimpi terbaik ku
bersama mu. Hingga akhirnya aku tidak bisa lagi bermimpi lalu aku juga akan
ikut mati bersama pohon mimpi itu…………….
Aku akan tetap bermimpi sampai pada akhirnya aku akan pergi dengan tenang bersama mimpi-mimpi itu.......
Kata orang bijak bermimpi lah setinggi-tingginya dan rasakan keindahan mimpi itu sendiri.....
ya benar..
tapi ada yang meraka tidak ucapkan...
DAN JANGAN PERNAH KAGET DAN KECEWA JIKA MIMPI ITU HANYA SEKEDAR MIMPI....