Berjuta mimpi pernah terukir
indah dalam benak ku, dan keinginan ku yang kuat untuk mewujudkan semua mimpi
itu bersama mu. Tapi semua itu sebelum akhirnya aku benar-benar tau bahwa kau
lah yang menghancurkan semua mimpi-mimpi itu. Kau hancurkan harapan ku, kau
hancurkan semuanya seperti kau menghancurkan tantanan instana pasir dipinggir
pantai yang dengan susah payah telah dibangun.
Satu persatu mimpi itu menghilang
bersama tetesan air mata yang trus mengalir setiap malamnya saat aku mengingat
semua itu.
Seketika seperti menelan pil yang sangat pahit dan tidak pernah bisa menghilang begitu saja bekasnya, masih
tetap terasa pahitnya bagaimana pun cara ku untuk menghilangkannya. Terlalu pahit
pil itu sampai-sampai indra perasa ku seperti mati rasa dan tidak berfungsi
lagi.
Perlahan
satu persatu aku mengetahui apa yang sebenarnya kau sembunyikan selama ini. Mulai
dari bagaimana keluarga mu yang tidak benar-benar bisa menerima ku, hatimu dan dirimu yang tidak benar-benar bisa menerima hatiku , alasan
sebenarnya kau menolak ajakan ku untuk bertunangan, sampai dengan alasan mu
yang selalu menuduhku masih selalu mengingat dan menginginkan masa
lalu ku kembali kepadaku.
Itu semua baru aku sadari setelah
sekian lama aku berdua bersamamu. Dan aku tau itu ketika semua kebohongan mu
terbongkar oleh kesalahanmu sendiri.
J
Semua telah sia-sia, bahkan saat ini
pun, saat aku masih bertahan disisi yang tanpa sisi lainnya ini aku merasa
sudah tidak akan ada lagi harapan untukku menjadi apa yang pernah aku mimpikan
sebelumnya.
Aku hanya bisa terdiam di sudut
gelap yang sepi, dan tidak ada setitik cahaya pun yang bisa menerangi dan
menuntunku keluar dari sudut itu.
Aku takut, aku sakit,
dan aku lemah untuk mencoba menerobos semua yang menghalangi ku itu. Aku takut
nantinya kau tidak akan bisa menerima dan menemaniku lagi seperti saat itu,
masih terlalu sakit untuk ku menerima luka lagi, dan masih terlalu lemah untuk
ku bangkit lagi setelah apa yang terjadi selama ini dan itu semua sudah cukup
menghancurkan semangat ku yang selama ini mungkin aku rasa tidak pernah hilang
sedikit pun.
Uhh…
Aku lelah..
Ketika aku ingin
serius menjalankan suatu hubungan aku hanya menjadi bahan permainan saja. Apa
aku sehina itu sampai-sampai kau seperti itu kepada ku?? Apa yang selama ini
aku tunjukan kepada mu itu tidak ada artinya sama sekali, sampai-sampai kau
tidak bisa percaya kepada ku?? Bahkan kau tidak menganggap ada pengorbanan ku
selama ini.
Iya aku sadar aku
tidak sebaik mantan-mantanmu, aku tidak sehebat mereka, bahkan aku jauh dari
sempurna seperti mereka. Tapi tidak bisakah kau menghargai sedikit saja apa
yang aku lakukan selama ini?? Aku korbankan semuanya untuk mu, dan tidak
sedikit pun kau pedulikan itu semua.
J
J
J
J
0(nol) semua
pengorbanan ku selama ini, 0(nol) semua perjuangan ku selama ini.
Terlalu bodohkah aku
ini??
Aku terima kau
mempermainkan aku, tapi aku tidak bisa terima kau bohongi begitu saja lalu kau
tertawa disana.
J
J
J
J
0(nol) semua
pengorbanan ku selama ini, 0(nol) semua perjuangan ku selama ini.
Terlalu egoiskah aku
yang ingin memiliki mu sedangkan kau sendiri tidak ingin dimiliki oleh ku??
Aku tidak mengerti
dengan semua sandiwara mu selama ini, kau terlalu pintar bersandiwara dan
memainkan peran mu dengan sangat baik. Andai kau masuk dalam salah satu
nonimasi artis terbaik aku yakin kau akan menjadi pemenangnya disana.
Dan apa aku harus
benar-benar pergi sekarang??
Kau selalu mencoba menahanku dan
memberiku harapan saat aku ingin pergi dan lelah dengan semua ini. Tetapi saat aku
sudah kembali dan mencoba bertahan, lagi-lagi kau memberi taukan bahwa semua
harapan itu palsu.
Belum puas kah kau mempermainkan
semua ini??
Harus sampai kapan kau mempermainkan
ku??
Sampai kau benar-benar puas??
Atau sampai aku sudah tidak bisa lagi
bangkit dan berjalan hanya bisa memandang dengan pandagan kosong menunggu ajal
menjemput??
Atau sampai kau menemukan maianan
yang baru lagi??
Aku tidak tau itu, karena hanya kamu
yang mengetahui jawaban itu semua.
Kata sayang, kata cinta, kata rindu,
dan semua janji-janji itu apa masih bisa aku percaya??
bahkan sampai kejadian itu pun kau tidak benar-benar menunjukan bahwa kata-kata itu benar dan tidak hanya sekedar kata-kata saja,kau selalu beralasan saat aku menanyakan itu benar atau tidak. Dan jarak lah yang selalu kau salahkan.
bahkan sampai kejadian itu pun kau tidak benar-benar menunjukan bahwa kata-kata itu benar dan tidak hanya sekedar kata-kata saja,kau selalu beralasan saat aku menanyakan itu benar atau tidak. Dan jarak lah yang selalu kau salahkan.
Ya sudahlah…
Aku tidak tau harus seperti apa saat
ini.
Aku hanya pasrah saja kepada waktu..
Dan aku hanya bisa tetap terdiam di
sudut sempit ini menunggu setitik cahaya yang akan menuntuku untuk keluar dari
ini semua, entah itu cahaya dari mu atau cahaya dari seseorang yang memang bisa
benar-benar memberiku cahaya ketulusan.
Setitik catatan kecil dari seorang
yang terjebak oleh dirinya sendiri